LahatOnline » HARI INI, BUDAYA CORAT CORET KELULUSAN MENJAMUR DI LAHAT

PROFIL KECAMATAN & DESA

KABUPATEN LAHAT

KEC. GUMAY TALANG KEC. GUMAY ULU KEC. JARAI KEC. KIKIM BARAT KEC. KIKIM SELATAN KEC. KIKIM TENGAH KEC. KIKIM TIMUR KEC. KOTA AGUNG KEC. LAHAT KEC. LAHAT SELATAN KEC. MERAPI BARAT KEC. MERAPI SELATAN KEC. MERAPI TIMUR KEC. MUARA PAYANG KEC. MULAK SEBINGKAI KEC. MULAK ULU KEC. PAGAR GUNUNG KEC. PAJAR BULAN KEC. PSEKSU KEC. PULAU PINANG KEC. SUKA MERINDU KEC. TANJUNG TEBAT TASTI PUMI TASTI PUMU

Download Aplikasi

VIDEO

HARI INI, BUDAYA CORAT CORET KELULUSAN MENJAMUR DI LAHAT

Kamis, 3-Mei-2018, 16:30

Post Views: 4,890

LAHAT – Kelulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan momen yang sangat ditunggu tunggu oleh para siswa, termasuk di Kabupaten Lahat. Ada siswa yang memaknai Kelulusan dengan tindakan yang baik dan ada juga yang memaknai Kelulusan dengan cara yang kirang baik. Seperti budaya corat coret baju yang terus berkembang di Indonesia, termasuk di Kabupaten Lahat. (Kamis, 03 Mei 2018)

Seragam putih abu abu yang dipakai selama 3 tahun menimba ilmu di sekolah harus dicorat coret dengan cat semprot sebagai bentuk keikutsertaan euforia Kelulusan dan membuat gengsi semakin tinggi jika tidak ikut serta, budaya seperti ini seharusnya diminimalisir karena tak banyak manfaatnya.

Tak hanya corat coret seragam putih abu abu, namun konvoi Kelulusan juga menjadi di kalangan remaja SMA/SMK. Bahkan tak jarang terdengar bahwa konvoi Kelulusan bisa memakan korban kecelakaan lalu lintas di jalan raya.

Di Kabupaten Lahat sendiri pada hari ini terdapat beberapa titik lokasi yang menjadi tempat berkumpul siswa siswi untuk melakukan corat corat seragam putih abu abu atau sebagai start awal konvoi bermotor. Lokasi tersebut diantaranya di belakang tribun lapangan Seganti Setungguan, Depan halaman Gedung Olahraga Bukit Tunjuk Lahat, Jembatan Benteng Lahat, dan masih banyak lagi lokasi.

Saat Media Lahat Online coba menelusuri dan mencecar dengan pertanyaan, salah satu siswa SMA/SMK yang tidak mau menyebutkan namanya mengatakan “Ini kan sudah jadi tradisi, perjuangan 3 tahun dirayakan pada hari ini. Kalau konvoi memang berbahaya, tapi kita cukup berhati-hati dan tidak kebut-kebutan” ujarnya.

Terpisah, Jannah, siswi yang tidak ingin ikut serta dalam corat coret maupun konvoi mengatakan “Banyak cara mensyukuri kelulusan, tidak dengan cara mencoret baju seragam sekolah, nanti setelah dicoret bajunya tidak layak pakai lagi, jadi dari pada dicoret lebih baik disumbangkan kepada yang membutuhkan” jelasnya.

(Masdoel LO)