Deka Mandala : “92 TAHUN SUMPAH PEMUDA HIDUPKAN CAHAYA LAHAT”

Rabu, 28-Oktober-2020, 23:58


28 Oktober 1928 dimana seluruh elemen pemuda bersatu padu untuk menyatukan tujuan, yaitu untuk mengusir para kolonialisme.

Di 92 tahun Sumpah Pemuda ini masih sangat relevan untuk di refleksikan. Sebab problematika hari ini terdapat pada pemudanya. Pemuda yang seharusnya menjadi pemecah masalah bangsa malah menjadi pembuat masalah bangsa. Di Kabupaten Lahat contohnya, banyak permasalahan yang berkenaan dengan pemuda mulai dari kenakalan remaja bersekala kecil sampai ke skala besar.

Hal tersebut tentu bukan tanpa sebab (kausalitas). Selain keluarga dan lingkungan, pemerintah merupakan salah satu partikel terpenting dalam pengembangan potensi yang ada pada pemuda untuk kemajuan dalam hidup berkabupaten. Sebab disitu ada APBN dan APBD. Lantas sudah sejauh manakah implementasi konstitusi dan Sumpah Jabatan?

Selamat Hari Sumpah Pemuda ujar oknum (Eksekutif-Legislatif-Yudikatif). “Makna selamat di KBBI adalah: terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana, terhindar dari bahaya”. Hari ini Kabupaten Lahat sedang berada di fase tidak baik-baik saja, kata SELAMAT sangat kontradiktif dengan relita yang sedang terjadi. Pemuda yang seharusnya di berdayakan ini malah sebaliknya, keberadaan pemuda selalu menjadi ancaman bagi pemerintah. Padahal pengembangan potensi pemuda merupakan salah satu tanggung jawab mereka selaku pemerintah.

TANAH AIR SATU
BERBANGSA SATU
BERBAHASA SATU
“I N D O N E S I A”

Mereka selalu menginginkan persatuan-persatuan-dan persatuan (sila ke 3 dari Pancasila). Akan tetapi keadilan rakyat tidak pernah mereka realisasikan (sila ke 5 dari Pancasila). Jangan harap persatuan kalau keadilan belum di ciptakan. Cahaya Lahat ada di kualitas pikiran.

Saya selaku pemuda Lahat menyimpulkan bahwasanya hari ini LAHAT BELUM BERCAHAYA. Sebab pembodohan yang dilakukan oleh stakeholders kepada masyarakat terus berlangsung. Bukti nyata menjamurnya nepotisme yang menghasilkan kolusi dan korupsi. Simbiosis parasitisme terjadi secara masif, pemerintah menjadi benalu dengan uang dari rakyatnya dan rakyat merugi dengan kebijakan yang dijalankan oleh pemerintahnya. Maka dari itu di 92 tahun Sumpah Pemuda ini mari kita refleksikan dengan sebaik mungkin, khususnya untuk kawan-kawan pemuda. Sebab apabila kita terus memilih untuk bersikap masa bodoh (apatis) apa bedanya kita dengan mereka PARA PENGHIANAT BANGSA.

*”* catatan DEKA MANDALA PUTRA, aktivis GEMAPELA

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

PAJAR BULAN - Selasa, 23-April-2024 - 09:10

Puskes Pajar Bulan, Gelar Re – Akreditasi 

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater