Sejarah Masuknya Islam & Syari’at Nabi Muhammad SAW di Wilayah Lahat (Bagian ke-3)

Oleh : Teratai 12 / Pengurus KAJAH ( Komunitas Pencinta Sejarah)

Senin, 6-Juli-2020, 05:48


Dari hasil penelusuran KAJAH, perkembangan yang terjadi di Alam Melayu dan Nusantara pada abad XVI – XVII tak lepas dari kondisi geo-politik di pusat kebudayaan dunia yakni Eropa dan Timur Tengah. Pada masa itu terjadi perebutan hegemoni antara dua ajaran paling berkembang yaitu Kristen versus Islam. Sebagai agama dakwah mereka mengutamakan jumlah pengikut yang berhasil ditarik ke pihak masing-masing. Jika kaum Kristen menjaring umat dengan slogan Gold – God – Glory yang dipandang sebagian orang sangat egois karena ekspansi tujukan untuk Tuhan, kekayaan dan kejayaan kaum Kristen; di sisi lain kaum muslim pun memiliki slogan jihad fisabilillah.

Peristiwa penting yang mempengaruhi jalannya peradaban manusia terjadi saat pasukan Turki Ottoman berhasil menghapus trauma kegagalan kaum muslim menaklukkan ibukota kaum Kristen Byzantium yaitu Konstantinopel. Di tahun 678 dinasti Umayyah di bawah pimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan, dan tahun 718 saat khalifah Umar II berkuasa, mereka tak mampu menguasai kota itu.

Akhirnya delapan ratus tahun belakangan, tepatnya tanggal 29 Mei 1453 di bawah pimpinan Sultan Mehmed II, pasukan Ottoman dengan pasukan Janisari yang terkenal berhasil menaklukkan benteng tangguh yang terletak selat Bosphorus antara Laut Mediterania dengan Laut Hitam. Tentara muslim berhasil memenggal lantas mengisi jerami kepala mantan penguasa bernama Konstantinus XI, memporak porandakan, menjarah kota, menduduki gereja terbesar di dunia Haga Sophia dan menggantinya menjadi masjid. Wilayah Tanduk Emas yang seakan jembatan benua Asia dan Eropa kini menjadi milik kaum muslim. Itulah sebab Sultan Turki kemudian diberi gelar Al Fatih – Sang Penakluk.

Karena dikuasainya jalur transportasi baik darat maupun laut dari Eropa menuju Asia oleh tentara Ottoman, maka perdagangan melintasi wilayah itu kini dianggap tidak aman oleh kaum Kristen. Merekapun berlomba mencari jalan alternatif. Tahun 1492 beberapa kerajaan Spanyol berhasil bersatu. Di bawah pimpinan ratu Isabel dan raja Fernando mereka berhasil menaklukan Granada dan mengusir kaum muslim. Seperti diketahui pada tahun 711 Masehi dinasti Umayyah di bawah khalifah Al-Walid bin Abdul Malik dan jendral Musa bin Nushair menginvansi dan menganeksasi wilayah Kristen di jazirah Iberia. Pasukan pionir muslim yang menyeberangi daratan Afrika ke daratan Eropa adalah Thariq bin Ziyad yang akhirnya nama itu diabadikan menjadi nama Selat Jabal Thariq atau Gibraltar.

Keberhasilan itu menyebabkan berdirinya kekhalifahan Umayyah Andalusia dan baru sirna di tahun nyaris 800 tahun belakangan. Buntut dari peristiwa reconquesta negara Spanyol menjadi satu-satunya wilayah di dunia yang berhasil mengembalikan identitas asli mereka setelah sekian ratus tahun dijajah oleh kaum muslim.

Tanggal 3 Agustus 1492 setelah keberhasilan penaklukan kembali wilayah Spanyol, dengan berbekal kartografi Imago Mundi bahwa bumi berbentuk bulat pelaut Christopher Columbus mendapat dukungan kerajaan Spanyol untuk berlayar ke barat mengarungi samudra Atlantik bersama tiga kapal yaitu Santa Maria, Pinta dan Nina. Merekapun berhasil menemukan daratan baru yang dianggap sebagai India. Namun di antara kaum Kristen sendiri tidak terjadi keakuran. Portugal dan Spanyol meskipun bertetangga dan sama Katolik, mereka bersaing dalam penguasaan maritim dan perdagangan. Setelah keberhasilan Columbus menemukan benua baru persaingan mereka semakin sengit hingga memaksa Paus Alexander VI sebagai pucuk tertinggi Katolik mendamaikan mereka. Di kota Tordesillas – Spanyol tanggal 7 Juni 1494 mereka mengadakan kesepakatan membagi bumi dalam dua bagian yang melintang dari kutub utara ke kutub selatan. Sisi barat adalah milik Spanyol, sisi timur adalah milik Portugis ,
Dalam bahasa sekarang: “Dunia milik mereka berdua, yang lain cuma ngontrak”, dan tentu saja kesepakatan yang hanya diikuti oleh dua negara ini sama sekali tidak mendapat pengakuan dari pihak manapun yang tidak terlibat.

Portugal memang memiliki banyak pelaut handal pengelana dunia. Bartholomeu Diaz pada 1488 telah memiliki pengalaman berlayar dari Lisabon Portugal menyusuri pantai barat Afrika hingga mencapai ujung selatan benua yang diberi nama Tanjung Harapan sebelum akhirnya balik ke negaranya lagi. Dua belas tahun kemudian ia tewas setelah diterjang badai dalam usaha mengulangi perjalanan itu. Pada tanggal 20 Mei 1498 pelaut Vasco da Gama menggunakan acuan rute yang sama berhasil mencapai Calcuta India. Ini adalah pencapaian luar biasa yang menjadi inspirasi orang Eropa berbondong menuju Asia. Kepionirannya membuat kekuatan kaum muslim menguasai Laut Mediterania menjadi kurang berarti lagi sebab perdagangan jalur darat via Khyber Pass dan Jalur Sutera dari Eropa menuju India atau Cina yang berbahaya, sulit, dipenuhi perampokan mulai ditinggalkan. Kini para pedagang mengubah menjadi jalur laut yang lebih mudah, murah, sedikit resiko. Jika pelayaran Columbus menemukan wilayah tak bertuan maka penemuan da Gama menghubungkan masing-masing wilayah yang telah berpenduduk, dan itu membawa pengaruh signifikan bagi Nusantara. Terbukti tak lama kemudian regu pasukan Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque bertolak dari pangkalan di Goa – India berhasil menaklukkan benteng kaum muslim di Malaka pada tanggal 10 Agustus 1511. Sultan Mahmud Syah sang penguasa terpaksa melarikan diri meninggalkan wilayahnya diduduki Eropa. Inilah awal titik temu yang berdampak positif maupun negatif antara peradaban Eropa dengan Nusantara.

Di wilayah yang di sebut Alam Melayu , Tanah Melayu, Sungai Melayu, telah ada beberapa tempat secara teritorial, yang pada zaman itu di sebut : Saba, Melake, Serawak, Jiran.

Saba : Lematang Ilir Sampai ke Muara Lematang

Melake : Lematang Tengah sampai ke Hulu Lematang

Serawak : Daratan yg berada di perbatasan Antara sungai Enim – Ogan – Lematang

Jiran : Tanjung Melake / Tanjung Malaka

Kalo di lihat dalam Sebutan ini , berarti Lahat Pada zaman ini memiliki sebutan Melake karena terletak diantara Lematang tengah sampe ke hulu Lematang. Seperti yang KAJAH sampaikan pada tulisan sebelumnya bahwa Lahat sudah memiliki keyakinan akan ISLAM sebagai pedoman hidup atau jalan hidup yang benar, walau ada beberapa bagian kelompok masyarakat yang memiliki keyakinan lain, tapi secara mayoritas penguasa dan rakyat nya ISLAM, walau masih Islam yang menggunakan Syari’at Leluhur, ( Syari’at Islam Gumay dan Semidang). Sebagai mana sudah kita sebut juga di tulisan sebelum nya bahwa Gumay dan Semidang menjadi cikal bakal berkembang biaknya manusia khususnya di Melaka/ Lahat).

Semenjak Portugis dan Spanyol membagi Bumi menurut kesepakatan mereka, maka wilayah Alam Melayu Bagian ( Pantai Timur dan Pantai Barat ) menjadi sangat ramai dan timbulah bajak-bajak laut yang menganggu hubungan antara kerajaan-kerajaan di Alam Melayu dengan Cina, yang mana hubungan antara Melayu dan Cina ini sudah terjalin semenjak berdirinya Sriwijaya.

bersambung

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

PAJAR BULAN - Selasa, 23-April-2024 - 09:10

Puskes Pajar Bulan, Gelar Re – Akreditasi 

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater