HEFRA LAHALDI (13) : Amanah Yang tersisa dari jargon

Kamis, 16-Mei-2024, 07:31


Apa yang membuat seorang pengacara/politikus/pengusaha/influencer seperti Bakrun Satia Darma resah dengan sebuah jargon. Terlepas jargon politik atau jargon usaha kuliner semisal cafe Janji Mantan.

Secara fungsi, memang jargon adalah hal yang penting untuk mempermudah komunikasi antara kelompok yang memiliki pemikiran dan pemahaman yang sama.

Selain akronim yang telah menjadi manifesto dalam politik kita. Jargon menempati hal tersendiri bagi politisi untuk menyampaikan konsep, ide dan cara kerja kepada publik. Laiknya akronim, jargon juga adalah hal yang ringkas untuk membangun komunikasi dengan publik. Jargon ini memang harus lagi-lagi di eksploitasi kepada publik secara masif..

TAKWA, Hampir-hampir luput dari ingatan publik sebagai jargon Kabupaten Lahat. Tertib Aman Kualitas Waspada Amal. Setelah 15 tahun ini kita sugesti kita di bangun dengan dua jargon yang kemungkinan besar kembali berkontestasi. Sayangi Lahat aka Cahaya..

Saya sangat memahami bahwa sebuah akronim atau jargon sekalipun adalah salah satu bentuk untuk membangun sugesti kepada publik untuk ikut dalam kerja besar (kerja politik) bagi kekuasaan untuk mewujudkan cita-cita politiknya terhadap daerah.. Membangun daerah.

Akronim dan jargon-jargon politik ini adalah cara tim sukses atau tim pemenangan untuk membranding calon yang didukung untuk bisa diterima publik dan dimenangkan. Oleh itu, kesemua tim sukses harus fokus pada titik tersebut. Secara teori permainan politik meminjam teori “Moral Sentimentil” yang di kemukakan Adam Smith dalam pandangan ekonominya bahwa “Kepentingan diri” secara politik harus diarahkan kepada “kepentingan bersama”

Tetapi, dalam hal branding. Ada kekhawatiran tersebab teori-teori lain. Branding itu 1% nya kebenaran sedangkan 99% nya adalah sugesti publik.. Karena lagi-lagi akronim, jargon dan semua branding tersebut memang dimaksudkan untuk membangun sugesti terhadap publik..

RINSO,. Sampai sekarang saya belum tahu RINSO ini akronim dari apa. Salah satu branding nya pada periode dahulu yang terkenal adalah “Bersih sekali kucek”
Betapa kekuatan sugesti dari branding produk tersebut mempengaruhi ruang nalar para ibu-ibu rumah tangga. Dengan sekali kucek semua persoalan noda pakaian selesai. Tidak ada sanggahan dari publik terhadap logika noda melekat pada pakaian yang bisa bersih sekali kucek,. Lebih ekstrem lagi muncul branding “tanpa kucek pakaian bersih”

Tentu saja, branding akhirnya harus mengikut perkembangan terhadap nalar publik. Ketika branding yang aneh bin ajaib di roasting oleh komika, maka harus ada didistribusikan branding baru seperti produk RINSO “Berani kotor itu baik” sampai saat ini nalar kita masih menggali hal itu.

Kita ingin nalar kita, nalar publik harus berani meroasting branding atau jargon-jargon politik yang di distribusikan kepada khalayak. Coba bayangkan sebuah lembaga anti rasuah republik ini memasang baliho besar di menara anti korupsi dengan tulisan “Berani Jujur Itu Hebat” habis di kritik oleh Rocky Gerung. Menurutnya adalah kejujuran bukan sesuatu yang harus di hebat-hebatkan. Kita sependapat bahwa kejujuran adalah pondasi awal sekaligus bekal kita untuk pengabdian. Apapun profesi kita, kejujuran adalah imunitas terhadap perilaku kecurangan. Ketika ada branding atau jargon sesoal hebat terhadap kejujuran disinyalir terlalu banyak kecurangan dan penipuan yang harus dicover dengan branding tersebut..

Atau nanti dalam kontestasi pilkada kita membangun branding “Tolak politik uang” itu bukan sesuatu hebat, itu bentuk perjuangan. Branding itu harus dibangun terhadap masyarakat bersesuaian dengan branding politik yang di bangun oleh kesemua kontestan calon kepada daerah kabupaten Lahat..

Dalam kontestasi pilkada kabupaten Lahat mendatang, nalar kritis kita juga harus sensitif terhadap branding dan jargon-jargon politik para calon yang ikut kontestasi. Seperti Branding AMANAH dan BERLIAN.
Saya pribadi tidak ingin mengapresiasi branding AMANAH terhadap pemimpinan kedepan. Tetapi, secara hak pilih saya akan terus melihat sugesti yang dibangun oleh AMANAH terhadap publik kabupaten Lahat.

AMANAH itu adalah syarat awal bagi seorang muslim untuk menjadi pemimpin. Semakin banyak program yang dijanjikan maka untuk menjaga hal tersebut dibutuhkan instrumen lain seperti Fatonah (kecerdasan) dan Tabligh (menyampaikan), fungsi tabligh bagi kekuasaan adalah proses mendistribusikan kesejahteraan bagi masyarakat.

Kurang lebih ada empat belas program unggulan AMANAH yang ditawarkan kepada masyarakat Lahat. Dari ke empat belas program kerja politik tersebut program mana yang memenuhi nalar bagi pikiran masyarakat. Bisa jadi kesemua program-program tersebut bisa di terima pikiran tanpa harus di pertanyakan dan di perdebatkan. Program Makan siang gratis saja kita bisa terima dengan lapang dada dan perut lapar..

Sampai saat ini branding AMANAH punya nilai plus tak sekedar jargon-jargon politik belaka. Keberanian dalam menyampaikan program kerja dan ide politik terhadap pembangunan masyarakat memang harus di uji publik. Dan AMANAH harus mempertanggung jawabkan kesemua program-program tersebut dengan Fatonah (Kecerdasan) dan Tabligh (menyampaikan). Sehingga jargon dan branding politik di kabupaten lahat tak sebatas bentuk sugesti bagi masyarakat Lahat. Apalagi sebatas Utopia.

Selamat menjalankan AMANAH kepada Kakanda Yulius Maulana dengan surat dukungan terhadap pencalonan pilkada 2024. Sementara itu dulu..

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater