LahatOnline » HARGA KARET DI KIKIM TIMUR TAK STABIL

PROFIL KECAMATAN & DESA

KABUPATEN LAHAT

KEC. GUMAY TALANG KEC. GUMAY ULU KEC. JARAI KEC. KIKIM BARAT KEC. KIKIM SELATAN KEC. KIKIM TENGAH KEC. KIKIM TIMUR KEC. KOTA AGUNG KEC. LAHAT KEC. LAHAT SELATAN KEC. MERAPI BARAT KEC. MERAPI SELATAN KEC. MERAPI TIMUR KEC. MUARA PAYANG KEC. MULAK SEBINGKAI KEC. MULAK ULU KEC. PAGAR GUNUNG KEC. PAJAR BULAN KEC. PSEKSU KEC. PULAU PINANG KEC. SUKA MERINDU KEC. TANJUNG TEBAT TASTI PUMI TASTI PUMU

Download Aplikasi

VIDEO

HARGA KARET DI KIKIM TIMUR TAK STABIL

Rabu, 29-April-2020, 17:58

Post Views: 3,068

LAHATONLINE, gunung kerto-Petani karet di Kecamatan kikim timur hingga kini belum mendapatkan harga yang stabil atau sesuai dengan jerih payahnya. Harga karet di kisaran Rp 5.500 hingga Rp 6 ribu per kilogramnya. Hal ini menyebabkan banyak tanaman karet petani yang belum digarap maksimal. “Sudah sejak tahun lalu harga karet tidak normal,” terang yamin petani di kawasan gunung kerto, Rabu (29/4)

Dijelaskannya, bagi petani yang tidak memiliki peluang kerja lain, mau tidak mau hanya mengandalkan menyadap karet saja. Meskipun hasil yang diperoleh tidak seimbang dengan jerih payah, namun menurut yamin setidaknya ada pemasukan setiap harinya.

Karena kondisi yang mendesak untuk kebutuhan hidup, petani terpaksa menjual karet basah yang harganya lebih rendah. Sementara untuk karet yang sudah kering atau disimpan paling tidak selama seminggu, petani menjual kepada para toke karet dengan harga Rp 6 ribu. Hal ini dilakukan petani, karena banyak petani yang sudah meminjam uang terlebih dahulu kepada para toke karet.

Sementara itu, salah seorang toke karet, pindi yang biasa mengambil karet di sekitaran Kecamatan kikim timur mengaku, harga tertinggi yang diberikan kepada petani hanya Rp 6 ribu. Harga di pabrik pengolahan karet saat ini juga paling tinggi untuk kualitas karet bagus hanya di harga Rp 9 ribu. Itu pun karet yang masuk ke pabrik pengolahan sudah melalui banyak proses sortir.

Namun, tidak jarang harga karet yang diterima toke dari pabrik di bawah harga tersebut. Karena kondisi karet yang kurang bersih atau banyak campuran. “Makanya, kami dalam membeli karet petani juga melakukan sortir untuk memperoleh karet yang baik,” ujarnya

Namun, untuk sementara ini, sudah sejak tahun 2019 lalu, harga karet memang cenderung naik turun. “Kami tidak bisa memberikan harga tinggi, jika pasaran internasional juga sedang sepi atau kurang permintaan apa lagi saat wabah Covid-19,” katanya (Ar3)