Desa Budaya : Apa dan Bagaimana? 

Jumat, 17-November-2023, 19:36


 Desa Sengkuang, di Kabupaten Lahat, telah menjelma menjadi perwujudan nyata dari konsep "Desa Budaya." Pada acara silahturahmi yang meriah di desa ini, Bupati Lahat, H. Cik Ujang, SH., dengan penuh kehangatan melibatkan diri dalam proses peluncuran Desa Sengkuang sebagai pusat kebudayaan. Sebuah inisiatif yang mengundang pertanyaan: Apa sebenarnya Desa Budaya, dan bagaimana kita dapat memahaminya melalui lensa Sengkuang?

 Desa Budaya, pada dasarnya, adalah sebuah entitas yang tidak hanya menjadi tempat tinggal bagi masyarakat, tetapi juga merupakan kumpulan hidupnya budaya lokal. Dalam konteks Sengkuang, desa ini bukan sekadar nama di peta, melainkan wadah bagi kekayaan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Langkah nyata yang diambil oleh Bupati dan Wakil Bupati Lahat untuk meluncurkannya sebagai Desa Budaya adalah langkah cerdas untuk melestarikan dan mengenalkan kekayaan tersebut.

 Desa Budaya bukanlah semata tentang arsitektur fisik, tetapi juga tentang roh dan semangat yang hidup di dalamnya. Acara silahturahmi di Desa Sengkuang menjadi panggung yang memamerkan keberagaman budaya, baik dalam bentuk musik, tarian, adat istiadat, maupun kekayaan warisan nenek moyang. Inilah esensi dari Desa Budaya : merayakan dan melestarikan akar budaya yang menjadi identitas suatu komunitas.

 Langkah yang diambil oleh kepala desa Sengkuang, Jamhari, untuk membangun Museum Mini adalah bentuk konkrit dari pemahaman akan pentingnya melestarikan benda-benda bersejarah sebagai bagian tak terpisahkan dari identitas budaya. Dengan langkah ini, Desa Sengkuang tidak hanya berfungsi sebagai pelindung jejak masa lalu, tetapi juga sebagai guru bagi generasi mendatang.

 Desa Budaya di Sengkuang bukanlah sekadar simbolisme. Pemotongan satu ekor kerbau besar dalam sedekah adat sebagai ungkapan syukur merupakan manifestasi dari hubungan erat antara budaya dan spiritualitas. Bupati Cik Ujang menggarisbawahi pentingnya menjaga silahturahmi dan melestarikan adat dan budaya leluhur, menjadi amanat bagi setiap warga desa.

 Melalui peristiwa di Desa Sengkuang, kita dapat melihat bahwa Desa Budaya bukanlah hanya tentang melestarikan masa lalu, melainkan juga tentang menciptakan masa depan yang kaya akan identitas dan nilai-nilai budaya. Sengkuang menjadi contoh hidup tentang bagaimana suatu desa dapat menjadi pionir dalam mewujudkan cita-cita ini. Desa Budaya bukan hanya tentang menjaga, tetapi juga tentang memberdayakan budaya lokal untuk terus berkembang dan tetap hidup dalam dinamika zaman.

(Amaludin-Dosen Unsela)

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

TANJUNG TEBAT - Selasa, 05-Desember-2023 - 20:20

Cik Ujang Resmikan RSUD Type D Tanjung Tebat 

selengkapnya..

KIKIM TIMUR - Selasa, 05-Desember-2023 - 18:11

GEDUNG TK AISYIYAH DESA SUKA HARJO DIREHAP 

selengkapnya..

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

ARTIKEL/OPINI - Jumat, 01-Desember-2023 - 07:31

Parkir Tertib, Lalu Lintas Teratur 

selengkapnya..

LAHAT - Kamis, 30-November-2023 - 20:51

Puskesmas Pagun Borong 3 Penghargaan

selengkapnya..

MULAK ULU - Kamis, 30-November-2023 - 12:42

Jenderal Mulak Ulu Kabupaten Lahat 

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater