LahatOnline » PETANI KARET CEMPAKA SAKTI BERHARAP HARGA KARET MENCAPAI RP.10.000,- PERKILO

PROFIL KECAMATAN & DESA

KABUPATEN LAHAT

KEC. GUMAY TALANG KEC. GUMAY ULU KEC. JARAI KEC. KIKIM BARAT KEC. KIKIM SELATAN KEC. KIKIM TENGAH KEC. KIKIM TIMUR KEC. KOTA AGUNG KEC. LAHAT KEC. LAHAT SELATAN KEC. MERAPI BARAT KEC. MERAPI SELATAN KEC. MERAPI TIMUR KEC. MUARA PAYANG KEC. MULAK SEBINGKAI KEC. MULAK ULU KEC. PAGAR GUNUNG KEC. PAJAR BULAN KEC. PSEKSU KEC. PULAU PINANG KEC. SUKA MERINDU KEC. TANJUNG TEBAT TASTI PUMI TASTI PUMU

Download Aplikasi

VIDEO

PETANI KARET CEMPAKA SAKTI BERHARAP HARGA KARET MENCAPAI RP.10.000,- PERKILO

Rabu, 29-Maret-2023, 16:01

Post Views: 1,362

CEMPAKA SAKTI- Memasuki pasaran harga getah karet tepatnya di Kasawan Sp 1 Palembaja desa cempaka sakti kecamatan Kikim timur kabupaten lahat, harga getah karet belum ada kenaikan seperti biasa.

Menurut BAROSA warga setempat selaku petani karet dirinya menerangkan” harga karet pasaran setiap hari Rabu, untuk hari ini tidak naik, karena pasaran rabu belakang, harganya tidak berubah tetap per kilogramnya Rp 8.400,- padahal harga sawit sempat perkilonya seharga Rp 9.000,- lebih. kami ini para petani karet sangat berharap harga karet di naiken menjadi harganya Rp 10.000,- per kilogramnya karena kami petani karet di musim hujan kadang sadap karet, mengambil getah di pohon, sangat kesulitan. apalagi belum untuk beli pupuk dan racun semprotnya, ” dengan tersenyum smringah terangnya kepada awak media, rabu (29/3/23).

Sementara WAYAN selaku toke pembeli karet ia mengungkapkan” kita hari ini mengambil harga karet per kilogram 8.400,- karna kita agen sebab karet ini kita beli untuk di jual lagi ke pabrik dengan harga Rp 9.500,- tergantung kadarnya, kalau kita beli dengan harga sama dengan Pabrik, kita mau untung bukan rugi, belum karetnya susut, belum operasionalnya seperti minyak mobil, makan di jalan dan lainya” ungkapnya.

“Dulu sebelum ada sawit kita beli karet didesa cempaka sakti mencapai angka 80 persen dari segi banyaknya, sekarang karet hampir punah karena petani karet cendrung balik ke petani sawit, mungkin petani sawit mudah perawatannya,” nada lesu ujarnya.

(TERIMO/LO)