MODEL E-ASSESSMENT DIAGNOSTIK PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Oleh : Dr. Panyahuti, M.Si, M.Pd.T.

Minggu, 13-Juni-2021, 17:10


Artikel ini menjelaskan tentang model E-Assessment Diagnostik Pada Sekolah Menengah Kejuruan, dibuat sebagai penyelesaian Program Doktor (S-3) pada Prodi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Promotor I Prof. Ganefri, PhD., Promotor II Prof. Dr. Ambiyar, M.Pd, untuk Tim penguji yakni Dr. Fahmi Rizal, MT, Prof. Wakhinuddin,M.Pd, Dr. Sukardi, M.T, dan Dr. Arwizet, M.T, dan penguji eksternal Prof. Dr. Sumarno, M.Pd (Guru besar di Universitas Negeri Medan).

Pada masa kini telah terjadi suatu perubahan-perubahan yang begitu cepat terutama dalam pengembangan teknologi informasi dan komunikasi. Tantangan dan kebutuhan pada dunia kerja yang semakin lama semakin kompleks menyebabkan sumber daya manusia pada saat sekarang harus meningkatkan kompetensi profesionalnya, agar mampu memenangkan kompetisi yang semakin lama semakin ketat. Lahirnya kurikulum 2013 merupakan sebuah jawaban yang dibuat pemerintah dalam menjawab tantangan pada revolusi industri 4,0. Tantangan pada era ini menuntut semua guru menjadi guru yang profesional, harus mampu melaksanakan pembelajaran secara terintegrasi, mampu menggabungkan beberapa pengetahuan dalam satu materi pembelajaran. Materi pembelajaran yang dibuat oleh guru harus mendorong dan melatih peserta didik untuk berfikir tingkat tinggi (critical thinking), dan melatih mereka untuk memecahkan masalah (problem solving) dengan baik.

Menguasai keterampilan pemrograman komputer pada Bidang Studi Komputer dan Informatika jenjang Pendidikan SMK terutama pada kompetensi keahlian Rekayasa Perangkat Lunak menjadi salah satu tujuan inti kurikulumnya. Namun, bagi siswa mempelajari pemrograman adalah aktivitas pembelajaran yang yang sulit, terutama bagi mereka pemula yang baru belajar komputer. Oleh karena itu, memberikan strategi pembelajaran yang tepat atau metode yang dapat membantu siswa belajar pemrograman komputer adalah masalah yang harus dicari solusinya.

Pada pembelajaran pemrograman yang sudah dilakukan guru selama ini, model asesmen yang dilakukan adalah model asesmen formatif dan sumatif, yaitu dengan memberikan soal-soal setelah selesai mempelajari beberapa kompetensi dasar, membuat soal-soal kemudian mengujikannya. Soal-soal untuk pengukuran kognitif dibuat essay atau pilihan ganda. Sedangkan soal-soal untuk mengukur keterampilan guru membuat soal-soal pemrograman dalam bentuk praktik.

Model yang selama ini dilakukan terutama asesmen skill pemrograman tidak bisa dilakukan pada era Pandemik Covid-19, dimana asesmen keterampilan pemrograman biasanya dilakukan di lab komputer, guru memperhatikan langkah- demi langkah pembuatan program oleh siswa yang mengikuti asesmen.

Pada saat ini dunia sedang dilanda pandemik Covid-19 penyesuaian proses pembelajaran mutlak dilakukan beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, dan sebaran Covid-19 menyebabkan proses belajar & capaian belajar siswa sangat bervariasi. Belajar di rumah, dalam beberapa kasus menyebabkan terjadinya defisit capaian belajar, dan Pada tahun ajaran baru, sebelum pembahasan materi baru, perlu diawali dengan asesmen untuk mendiagnosa pengaruh belajar di rumah (BDR) pada capaian belajar siswa (Wahyudin, 2020). Mengacu juga terhadap proses pembelajaran era pandemik Covid-19 penulis meyakini sangat perlu mengembangkan sebuah model asesmen yang mampu digunakan secara realtime menggunakan teknologi jaringan internet untuk mengukur kompetensi pengetahuan dan keterampilan tanpa harus mengadakan tatap muka dengan siswa.

Disisi lain, beberapa peneliti telah menyarankan bahwa pembelajaran guru dan pengembangan profesional dalam penilaian kelas dapat membantu guru memperoleh keterampilan penilaian yang diperlukan untuk tujuan meningkatkan pembelajaran dan kinerja siswa, kemudian penilaian guru berdasarkan penilaian kelas buatan guru dapat tumpang tindih dan menyatu dengan nilai tes standar dalam menilai prestasi siswa dalam suatu pembelajaran, tetapi tingkat konvergensi ini bervariasi di berbagai ruang kelas dengan guru dan siswa yang berbeda.

Sehingga salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan melakukan diagnosa kemampuan siswa pada pelajaran Pemrograman Dasar. Hasil diagnosa akan menjadi informasi penting bagi guru dalam menuntaskan materi pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa. Diagnosa dilakukan oleh sebuah aplikasi E-Assessment yang dirancang untuk memberi kemudahan bagi guru untuk mendiagnossis. Hasil belajar siswa dapat dikelompokkan dengan menggunakan klasterisasi berbasis data mining. Klasterisasi dilakukan pada variable kesulitan belajar pemrograman dengan level kognitif Taxonomy Bloom revisi Anderson & Krathwall 2001. Klasterisasi kemampuan siswa digunakan untuk melihat pergerakan dari kelompok kemampuan rendah menuju kelompok kemampuan lebih tinggi setelah perlakuan pada siswa yang mengalami kesulitan materi tertentu

Tujuan penelitian mengetahui validitas, praktikalitas, dan efektivitas model E-Assessment Diagnostik yang dikembangkan. Desain penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan Time Series Design.

Model E-Assessment Diagnostik pada Pemrograman Dasar dari 1 dijelaskan sebagai berikut:

Kebaruan Penelitian Pertama, penerapan teknologi informasi merupakan kunci dari implementasi model E-Assessment Diagnostik yang dikembangkan ini. Penggunaannya dalam proses pembelajaran membantu guru dengan cepat memperoleh data kesulitan penguasaan siswa pada materi-materi pelajaran yang sudah diajarkan. Kecepatan dalam memperoleh data ini merupakan salah satu novelty dalam peneltian ini.

Kebaruan kedua, model E-Assessment Diagnostik yang dikembangkan adalah mampu mengelompokkan siswa terhadap materi-materi yang tidak bisa dijawab. Aplikasi kemudian menghitung persentase kegagalan siswa pada masing-masing materi. Persentase kegagalan ini akan menjadi acuan pengambilan keputusan bagi guru untuk melakukan perbaikan proses pembelajaran. Metode, model, teknik, ataupun pendekatan pembelajaran dalam perbaikan pembelajaran tidak dibatasi oleh model ini. Semua metode, model, atau teknik diserahkan kepada guru.

Kebaruan ketiga, adalah penerapan Clustering data dengan metode K-Means. Metode K-Means adalah metode pengelompokan data yang digunakan pada pengolahan data mining. Pengelompokan data dengan K-Means digunakan dalam E-Assessment ini adalah agar pengelompokan yang dilakukan bisa fleksibel tergantung centroid awal yang diberikan, bisa 4, 5, 6 atau berapa saja tergantung banyaknya data dan cenroid awal. Hal ini tentunya sangat berguna bila aplikasi digunakan pada asesmen dengan jumlah peserta yang besar. Dengan menerapakkan clustering ini maka seorang guru bisa melihat pergeseran kemampuan siswa dari level terendah menuju level lebih tinggi.

Kebaruan keempat, penskoran butir jawaban yang fleksibel. Skor butir jawaban pada aplikasi yang E-Assessment dibuat fleksibel, artinya tidak hanya bisa diberikan 1 dengan 0, tetapi besarnya tergantung dari sipembuat soal. Misalnya jika memilih jawaban A maka skor 4, memilih jawaban B skor 3, jawaban C skor 2, jawaban D skor 1, jawaban E skor 0. Hal ini menurut penulis cocok dikembangkan dalam penelitian selanjutnya misalnya jika menjawab A kemampuan siswa diprediksi, demikian juga jika menjawab option lainnya. Namun pada penelitian ini belum dikembangkan kearah itu, penskoran masih 1 dan 0, 1 jawaban benar 0 jawaban salah

Disamping itu, penelitian ini menghasilkan sebuah buku model asesmen diagnostik, modul pembelajaran pemrograman Python, buku petunjuk guru, buku petunjuk siswa, dan aplikasi E-Assessment Diagnostik. Semua produk yang telah dihasilkan dari penelitian ini dinyatakan valid, dan praktis. Data penelitian diambil 6 (enam) kali, tiga kali pretes dan 3 kali postes. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan yang signifikan kemampuan pemrograman siswa, ketuntasan siswa secara klasikal menunjukkan kategori sangat baik. Aplikasi E-Assessment yang dikembangkan juga menyajikan hasil belajar siswa secara berkelompok yaitu cluster tidak mampu (C1), cukup mampu (C2), mampu (C3), dan sangat mampu (C4). Clustering data dilakuan dengan metode K-Means.. Hal ini ditunjukkan dengan berpindahnya sejumlah siswa dari cluster lebih rendah secara signifikan pada cluster tertinggi (C4). Model E-Assessment Diagnostik yang dikembangkan dari penelitian ini efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran Pemrograman Dasar.

Implikasi dari penelitian ini, dimana produk pengembangan model E-Assessment Diagnostik yaitu sintak-sintak model E-Assesment Diagnostik dapat menjadi acuan bagi guru untuk mengajar dan meningkatkan hasil belajar, dengan menerapkan sintak tersebut pada pembelajaran Pemrograman Dasar. Selain itu juga dari aplikasi E-Assessment dapat membantu institusi Pendidikan untuk memetakan kelemahan-kelemahan siswa dalam pembelajaran. Bisa digunakan untuk melakukan ujian berbasis komputer secara massal kepada banyak sekolah pada saat yang bersamaan. Perbaikan pembelajaran dari hasil diagnosis model E-Assesment tidak terbatas pada satu model pembelajaran saja tapi dapat menggunakan model, metode, teknik, ataupun pendekatan pembelajaran yang dikuasai oleh guru.

Oleh : Dr. Panyahuti, M.Si, M.Pd.T.

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN

LAHAT - Selasa, 16-April-2024 - 18:21

Polres Lahat Gelar Halal Bihalal

selengkapnya..

KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

MULAK ULU - Minggu, 14-April-2024 - 09:00

PENOMENA MISTIS TEBAT BESAK LAWANG AGUNG

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater