LahatOnline » Kembali Orange, Penambahan Kasus Positif di Lahat Mencapai 24 Kasus Selama Sepekan

PROFIL KECAMATAN & DESA

KABUPATEN LAHAT

KEC. GUMAY TALANG KEC. GUMAY ULU KEC. JARAI KEC. KIKIM BARAT KEC. KIKIM SELATAN KEC. KIKIM TENGAH KEC. KIKIM TIMUR KEC. KOTA AGUNG KEC. LAHAT KEC. LAHAT SELATAN KEC. MERAPI BARAT KEC. MERAPI SELATAN KEC. MERAPI TIMUR KEC. MUARA PAYANG KEC. MULAK SEBINGKAI KEC. MULAK ULU KEC. PAGAR GUNUNG KEC. PAJAR BULAN KEC. PSEKSU KEC. PULAU PINANG KEC. SUKA MERINDU KEC. TANJUNG TEBAT TASTI PUMI TASTI PUMU

Download Aplikasi

VIDEO

Kembali Orange, Penambahan Kasus Positif di Lahat Mencapai 24 Kasus Selama Sepekan

Masyarakat diminta tidak abai terapkan Prokes

Minggu, 8-November-2020, 19:02

Post Views: 2,116

LAHAT ONLINE, JARAI – Kabupaten Lahat kini telah kembali ke zona orange, setelah sepekan mengalami zona merah. Meski sempat menjadi wilayah satu satunya berada dalam zona merah di Provinsi Sumsel, namun nampaknya hal tersebut tidak bertahan lama.

Kendati demikian, penyebaran Covid 19 di Kabupaten Lahat masih tetap terjadi. Bila dilihat dari data yang di posting akun Facebook Dinas Kominfo Kabupaten Lahat, pertanggal 08 November 2020, jumlah orang yang terkonfirmasi positif mencapai 302 orang, atau bertambah 24 orang selama bulan November 2020.

Penambahan kasus tersebut juga dibarengi dengan meningkatnya jumlah ODP dan PDP, namun sejak sepekan terakhir, orang yang masuk klasifikasi ODP dan PDP menjadi nol. Begitupun dengan jumlah orang yang kontak erat, mereka yang masuk dqlam data traking dengan kasus positif turut meningkat, yakni dari 1770 menjadi 1821, sedqngkan dalam proses pertanggal 08 November mencapai 225.

Apabila dilihat data data yang dipublis tersebut, jumlah orang yang meninggal juga ikut meningkatkan. Sejak awal bulan November, pasien yang meninggal mencapai 16 orang, meningkat 3 orang pada tanggal 08 November 2020, menjadi 19 orang. Namun, nampaknya gugus tugas Kabupaten Lahat sudah berusaha keras, terlihat bahwa jumlah pasien sembuh turut meningkat sebanyak 69 orang, selama bulan November ini.

Menanggapi hal tersebut, aktivis sekaligus pemuda dari kalangan Alumni Himpunan Mahasiswa Islam di Kecamatan Suka Merindu Junaidi mengatakan, peningkatan jumlah kasus positif tersebut menandakan bahwa masyarakat harus terus menerapkan Protokol Kesehatan (Prokes) yang ada.

“Iya, harus terus dan senantiasa mematuhi Prokes, jangan sampai kendor. Saya lihat di pasar dan tempat keramaian, masih banyak yang abai dengan menggunakan masker, namun ada juga yang telah mematuhi Prokes tersebut,” ujar dia, Minggu (08/11).

Dikatakan Junai, masyarakatlah yang berperan aktif dalam memutus penyebaran Covid 19. Kepatuhan masyarakat terhadap Prokes menjadi kunci, agar Covid 19 berhenti menyebar.

“Penyebarannya dari orang ke orang, atau dsri benda ke orang, jadi untuk memutusnya peran aktif dari manusianya itu sendiri. Kepatuhan terhadap Prokes yang telah di keluarkan Satgas penanganan Covid 19, harus terus diterapkan. Kasihan Satgas, kasihan para petugas kesehatan, kalau di tingkat kecamatan ada Puskesmas, mereka sudah berupaya semaksimal mungkin, jangan sampai kita yang abai,” terang dia.

Data tersebut juga menunjukkan, kasus positif di Kabupaten Lahat yang paling banyak terjadi di Kota Lahat, sedangkan di pelosok Lahat sangat sedikit terjadi.

Terlihat di wilayah Kecamatan Jarai, Muara Payang dan Tanjung Sakti Pumi terdqpat satu orang yang terkonfirmasi positif, dan Suka Merindu Pajar Bulan dan Tanjung Sakti Pumu nihil.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Jarai dr Icah Paramitri M Kes menerangkan, pihaknya terus menggalakan sosialisasi pencegahan penyebaran Covid 19, baik melalui baleho, atau sosialisasi secara langsung ditengah masyarakat.

“Kami terus lakukan sosialisasi, kami Satgas Kecamatan Jarai, yang tediri dari unsur Tripika, senantiasa mengajak masyarakat menerapkan Prokes, dengan 3M, Memakai masker, Menjaga jarak dan Mencuci tangan dengan sabun,” ungkapnya.

Penyebaran Covid 19 memang minim terjadi ditengah masyarakat pedesaan, namun kendati demikian, masyarakat pedesaan tetap awas, jangan sampai kendor dan lalai, agar penyebarannya tetap tidak terjadi di lingkungan masyarakat yang mayoritas bekerja sebagai petani. (nb).