LPG LANGKA , GOERIL : “SAATNYA LAHAT PERLU JARINGAN GAS KOTA”

Minggu, 18-Oktober-2020, 21:05


KASUS Kelangkaan LPG 3 Kg dipasaran sesungguhnya adalah kejadian klasik yang selalu berujung kepada kenaikan harga yang disebabkan oleh tidak adanya titik keseimbangan antara permintaan (demand) dan persediaan (supply).

Pertamina selaku pihak produsen yang selalu saja dituding sebagai penyebab kelangkaan, tentu tidak bisa dipersalahkan 100% karena hal ini terkait kepada jaringan pemasarannya yang luas. Hal ini tentu saja benar seperti apa yang direlease oleh Dewi Sri Utami
(Relations & CSR Sumbagsel) kepada awak media Online di Lahat beberapa waktu lalu bahwa, Pertamina hanya bisa menjamin ketersediaan stock di tingkat Pangkalan LPG dengan HET sebesar Rp.15.650,- Namun jika telah sampai ketangan pengecer yang lokasinya jauh dari Pangkalan tentu ada unsur keuntungannya sehingga harganya menjadi lebih tinggi dari harga di Pangkalan. Samahalnya beli premium di SPBU tentu tidak akan sama di pengecer. 

Karenanya selalu disarankan oleh Pertamina dan Hiswanamigas selaku asosiasi pemasaran produk Pertamina agar masyarakat membelinya di

Pangkalan LPG yang ada. Untuk kabupaten Lahat telah ada 318 Pangkalan yang selalu siap melayani konsumen. Adapun pengawasan distribusi elpiji 3 Kg (masih disubsidi pemerintah) di luar agen dan pangkalan resmi, maka Pertamina bekerja sama dengan Pemda, Hiswana Migas dan pihak Kepolisian. Hal ini sesuai Peraturan Menteri ESDM No.26/2009 pengawasan diluar agen dan pangkalan merupakan tanggung jawab bersama.

Pengawasan ini sangat penting dilakukan karena produk bersubsidi tersebut  dimaksudkan oleh Pemerintah adalah untuk masyarakat Rumah Tangga Miskin (RTM) dan pedagang kecil. Sehingga ketentuan harganya pun tetap  berpedoman kepada Surat Keputusan Bupati Lahat Nomor 500/56/VII/2018 tahun 2018 bahwa HET LPG 3 Kg sebesar Rp.15.650.  Dan hal ini telah ditegaskan kembali oleh Ketua Hiswana Migas Lahat Firdaus Agoes beberapa waktu yang lalu kepada semua awak media. 

SOLUSI KEDEPAN AGAR AMAN

Mungkin belum banyak yang mengetahui bahwa Prabumulih adalah Kota Gas yang memiliki jaringan gas (jargas) terbesar di Indonesia dan sekarang menyusul kabupaten (tetangga dekat) Muara Enim yang sedang giat membangun jargas pula. Tujuannya adalah untuk memangkas penggunaan LPG (terutama yg masih disubsidi) agar beralih menggunakan gas alam yang mengalir deras lintas kabupaten.

Keuntungan harganya lebih efisien dibandingkan LPG, tidak repot ganti botol, lebih aman karena rendah tekanannya dan para ibu rumah tangga akan kerja lebih praktis serta tak takut kehabisan gas tengah malam. Dan program ini merupakan program pemerintah pusat yang telah dirancang didalam road map jargas oleh Dirjen Migas.

Dan sekarang ini telah ada hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara mitra Komisi 7 DPR RI dari PGN dengan paparan yang disampaikan langsung oleh Dirut PGN Suko Hartono pada 6 Juli 2020 bahwa Roadmap Pembangunan Jargas Sesuai RPJMN periode 2020-2024 dengan target 4 juta sambungan rumah tangga jargas kota pada hingga 2024. 1). Tahun 2020 sebanyak 316.000 sambungan rumah tangga (Rp3,5 T). Realisasi jargas APBN 2020 sebanyak 127.864 sambungan rumah tangga (Rp1,4 T). 2). Tahun 2021 sebanyak 734.000 sambungan rumah tangga (Rp8,1 T). 3). Tahun 2022 sebanyak 840.000 sambungan rumah tangga (Rp9,2 T). 4). Tahun 2023 sebanyak 800.000 sambungan rumah tangga (Rp8,8 T). 5). Tahun 2024 sebanyak 800.000 sambungan rumah tangga (Rp8,8 T).

Dengan adanya RPJMN dimaksud maka peluang Kabupaten Lahat untuk mengajukan jargas pada tahun-tahun depan dapat dimulai dari sekarang dengan alasan keekonomian yang sangat mendukung.

Potensi gas alam dari Musi Blok yang cukup dengan jaringannya (flow line) melewati kabupaten Lahat dengan lapangan migas aktif yang dikelola oleh PT Pilona sekarang ini dengan pola KSO dengan Pertamina. Konsumen gas yang cukup besar adalah sasaran penghematan subsidi sehingga pemakaian gas LPG (terutama 3 Kg) dapat tergantikan.

Gaskota Lahat nantinya dengan jargas yang diprogramkan PGN tentu akan sangat penting setara nantinya dengan gaskota Muara Enim, Prabumulih dan kota-kota lainnya di Indonesia.  

GAS KOTA LEBIH AMAN DAN NYAMAN

Tentu saja aman jika dibandingkan dengan LPG, karena tekanan gas nya memasuki kompor hanya 0,03 BAR sedangkan LPG mencapai 7 BAR. Dengan perbandingan ini jelas pemakaian gas kota lebih kecil resikonya (nil riskan) berbeda dengan LPG yang potensi bocor dan meledak sangat besar.

Demikian juga segi efisiensinya, bila menggunakan gas kota yang paska bayar rata-rata sebulan Rp.50 ribu tapi dengan memakai LPG yang Pra Bayar akan menggerus kantong hingga Rp.100 ribu. Disini pula ibu-ibu rumah tangga berhemat, tidak repot ganti2 tabung, bersih, kapan saja pake dan tinggal “klik saja”.

Terkenal dengan sebutan “api biru” karena benar-benar nyala apinya biru, sehingga wajan alias kuali dan peralatan dapur lainnya tidak berjelaga hitam. Para ibu rumah tangga tentu menyukai kebersihan dapurnya yang lebih utama dengan peralatan dapur yang awet mengkilap.

Berkat unsur kimia methana 83 % itu terkandung didalam gas kota dengan sulfur yang nol persen. Dan andai program ini berhasil diwujudkan di kabupaten Lahat ditahun-tahun yang akan datang tentu lebih baik. Ikan sepat ikan gabus, dua-duanya masuk kuali, makin cepat makin bagus, kalau nggak sekarang kapan lagi.**) goeril 

Penulis : Muhammad Goeril (pemerhati lingkungan)

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT

LAHAT - Selasa, 16-April-2024 - 18:21

Polres Lahat Gelar Halal Bihalal

selengkapnya..

TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

MULAK ULU - Minggu, 14-April-2024 - 09:00

PENOMENA MISTIS TEBAT BESAK LAWANG AGUNG

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater