INI SUARA HATI BIDUAN, PASCA BERLAKUNYA PERDA LAHAT NO 1/2020

Senin, 24-Agustus-2020, 16:49


Lahat – Sebuah surat terbuka melalui akun facebook Tias Mentari didapati pengguna media sosial. Sudah beberapa orang men-share surat terbuka yang ditujukan untuk Kasat POL-PP Pauzan Khoiri tersebut.

Berikut isinya:

Dear Om Fauzan Khoiri Kasat Pol PP Lahat

kepada Om Fauzan yang terhormat, saya tau om Fauzan adalah orang yang baik, perhatian terhadap rakyat kecil. Itu terlihat dari wibawa om ketika mengenakan seragam kebanggaan SAT POL PP. Apalagi ketegasan Om ketika memerintahkan anak buah om untuk menjalankan tugas. Maka, melalui tulisan ini, kiranya dapat mengetuk sedikit hatinya om. Di luar dari amanah yang di emban oleh om Fauzan selaku penegak ketertiban umum, kami (para biduan) tau kalau om juga manusia yang baik hatinya. Untuk itu saya mewakili teman-teman seperjuangan memohon kiranya pikirkanlah sejenak nasib kami. Di tengah hingar bingar jalanan yang ramai dipenuhi kendaraan-kendaraan Dinas, di tengah gemerlapnya Cahaya lampu jalanan kota, ada yang tengah termenung memikirkan nasib yang dikandung badan. Seraya tak mendapati dan meraskan apa yang tertulis dalam sila ke 5 (lima) bangsa ini, juga pada betapa gemah ripah loh jinawinya bumi nusantara ini. Perda Kabupaten Lahat Nomor 1 Tahun 2020 tentang penyelenggaraan Hiburan Orgen Tunggal, Orkes, Band dan Hiburan lain yang menggunakan alat musik elektronik dan non elektronik, yang dibuat atas nama ketertiban umum, Bagaikan petir yang menyambar di siang bolong.

Ketertiban yang macam apakah yang seharusnya itu om? Sebagai rakayat (jelata) Indonesia yang patuh terhadap negara, sekalipun profesi kami terkadang dianggap hina dan dipandang sebelah mata, namun kami berani meyakinkan dan kami berani bersumpah atas nama tumpah darah Indonesia, bahwa kami patuh dan setia kepada negara dan pancasila. Hanya saja terkadang, ada hal-hal prinsip yang tergerus akibat sosial yang buruk, aturan-aturan dan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada kaum seperti kami ditambah dengan keterbatasan kami yang cuma punya keahlian menyanyi di atas panggung. Apakah kami salah? Apakah kami melanggar undang-undang? Apakah kami mengganggu keutuhan negara? Apakah kami makar? Apakah kami merusak moral anak bangsa? Jika demikan cobalah dengar lagu Iwan Flas yang berjudul “Manusia Setengah Dewa”.

Untuk itu, kami berharap sangat kepada Om Fauzan selaku kepala Pol PP yang nantinya akan langsung berhubungan dengan kami. jika memang kelak kami tak dapat lagi menggeluti profesi kami tersebut, mohon carikanlah solusi yang terbaik untuk kami. Kami juga perlu melanjutkan hidup. Corona sudah cukup rasanya membuat kami menderita, apalagi yang akan negeri ini lakukan terhadap kaum-kaum seperti kami. Kemana lagi kami akan mengadu?

Kepada om Fauzan yang kami hormati dan kami banggakan, jika apabila ternyata profesi kami dianggap sebagai penyebab segala kemaksiatan dan mengandung kemudhoratan, tidak salah rasanya apabila kami menganggap pemerintahlah yang telah gagal dalam menesejahterahkan masyarakatnya. tidak hanya bericara atas ketertiban umum saja yang lebih condong ke masyarakat kecil. Tapi juga bagaimana merealisasikan sila ke 5 (lima) yang berbunyi : “keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia” itu, juga ditambah dengan betapa gemah ripah loh jinawinya bangsa ini. Apakah itu hanya katanya saja? Apakah cerita tentang negeri yang bertanah surga dan memiliki kolam susu itu hanya penggalan dari lirik lagu Koes Plus semata? Tidak nyata adanya? Tolonglah kami om, Kami hanya menghibur dengan cara menyanyi, mencari rejeki, itupun kadang tidak seberapa. Saya rasa sebagai seorang perempuan, dalam hati kecil kami, kami tidak ingin berprofesi demikian. Ketidakberdayaanlah yang memaksa kami untuk kuat mental dengan orang-orang yang memandang kami sebelah mata. Cukuplah kami senang ketika mendapat pujian dari penonton, cukuplah kami bersedih ketika dipandang hina, karena sering dikerubuni oleh banyak laki-laki. Saweran yang tak seberapa dan itupun kadang harus dibagi lagi, belum lagi bila kami ditipu dengan saweran uang palsu. Apakah om pernah merasakan itu? Kami harapkan jangan!

Kepada om Fauzan yang terhormat. Sebelum saya mengakhiri pesan singkat saya ini, saya ingin berpesan; Kita terlalu munafik beribacara tentang kebaikan-kebaikan, kita terlalu ahli dalam membohongi diri kita sendiri. sungguh kita sangatlah munafik. Setiap kita adalah pendosa, hanya saja kita beda-beda cara dalam melakukannya.

Salam dari hormat dari kami
ttd.

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN

MERAPI BARAT - Jumat, 22-September-2023 - 15:52

Kades Karang Rejo Bagikan BLT Kepada 40 KPM 

selengkapnya..

PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

LAHAT - Kamis, 21-September-2023 - 14:11

Cabor Renang Lahat Raih 19 Mendali 

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater