Harga Cabai Ditengah Pandemi Bikin Petani Tak bikin “Kepedasan”

Sabtu, 16-Mei-2020, 09:43


Kota Agung, Lahatonline – Sebagai salah satu komoditi pangan, Cabai menjadi salah satu kebutuhan pokok dapur warga Indonesia. Bahkan tak jarang ada beberapa orang yang maniak dengan tanaman pangan dengan rasa pedas ini.

Tetapi pada masa pandemi ini harga Cabai tak bikin petani di kecamatan Kota Agung “kepedasan”, pasalnya ditengan wabah mengintai justru harga sangat murah.

Dari cerita yang di dapat harga tertinggi berada pada kisaran Rp 20 ribu sampai 23 ribu per kilonya, harga ini dicapai pada bulan Februari hingga pertengahan Maret lalu.

“Kini harga anjlok sekali, bahkan bisa dikatakan untung masih ada harga, coba cek berapa harga di tingkat pedagang pengumpul atau pun agen. Cuma berada di ring Rp 7.500 sampai Rp 8.500 per kilo. Kalau pedagang pengecer langsung yang mengambil ke petani harga jualnya paling tinggi Rp 12.000, itu jika harga ambil di kami sekitar Rp 9.000 per kilo,” terang Harpin salah satu petani dari Tanjung Raman.

Untuk musin tanam kali ini secara stok memang melimpah, di 3 kecamatan saja (Kota Agung, Tanjung Tebat, Mulak Ulu) diperkirakan bisa mencukupi suplai Cabai dalam kabupaten. Sebagai gambaran, di daerah Seberang Mate Lintang wilayah Bangke, Gunung Liwat, Tanjung Raman dan Suka Jadi (Singapure) lagi masa panen.

“Dulu walaupun banyak, agen Pagar Alam dan Lahat berani ambil lebih baik harga maupun jumlah, kini stok melimpah barang mau dilempar ke mana. Beda dengan periode dulu, stok kita sering dibawah ke luar daerah, ada yang sampai ke Padang, Bangka Belitung bahakan ke Jawa,” katanya.

Walau diperbolehkan oleh pemerintah, lanjut Harpin, banyak jasa pengangkutan ini enggan berangkat keluar daerah, mereka lebih waspada.

Untungnya untuk harian petani masih bisa menjual kepada sejumlah pedagang keliling, paling tidak bisa mengurangi stok ditangan mereka, walau harga masih sangat murah.

Seperti penelusuran Lahatonline di bilangan pasar Kota Agung, batas harga memang masih di kisaran Rp 10 ribu hingga 11 ribu sekilonya. Pedagang malahan enggan dalam jumlah banyak, mereka paling tinggi membeli 10 hingga 15 kilo, artinya hanya untuk 2 atau 3 hari saja.

“Kalau lagi banjir (banyak) kita tak berani jual harga tinggi, ya harga pasaran saja, prihatin memang pada langganan kita (petani). Tetapi harus bagaimana lagi, ditambah saat ini varian Cabak yang ada macam-macam jadi pembeli bisa memilih,” ujar Yus salah satu pedagang sayur kepada pewarta, Sabtu (16/5).

Kalau harga murah petani dan pedagang tak bisa mengambil lebih, petani harus berhitung berapa modal yang telah dipakai, sementara penjual tak hisa mengambil selisih terlalu besar. Kondisi ini memang memenguntungkan pembeli sebab mereka bisa mendapatkan harga yang terjangkau.(*)

Penulis : Indi | Editor : Indi

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT

LAHAT - Selasa, 16-April-2024 - 18:21

Polres Lahat Gelar Halal Bihalal

selengkapnya..

TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

MULAK ULU - Minggu, 14-April-2024 - 09:00

PENOMENA MISTIS TEBAT BESAK LAWANG AGUNG

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater