GPPAK Ekspedisi Sungai Kungkilan

Senin, 23-September-2019, 20:05


MUARA MAUNG – Pada hari minggu 22 september 2019 sekelompok pemuda yang tergabung dalam Gerakkan Pemuda Peduli Ayik Kungkilan (GPPAK) melakukan ekspedisi di Sungai Kungkilan yang terletak di bawah kaki bukit Hingin. Sungai yang panjang nya _+ 30km adalah sebuah sungai yang menjadi batas wilayah desa Muara Maung dengan desa Negri Agung, dan juga sungai ini mengalir di desa Muara Maung.

Dulunya sungai ini sangat bersih,sejuk dan di kanan kiri nya tumbuh tanaman yang hijau serta ada sebuah pohon yang oleh warga di beri nama kungkilan, dan pohon itu sekarang sudah punah. Di sampaing itu juga sungai kungkilan menjadi sumber penghidupan warga desa Muara Maung mulai dari mencari ikan,bekatak(kodok),mandi,mencuci dll.

Tapi semua itu tinggal kenangan setelah masuk nya beberapa perusahaan batu bara sepuluh tahun terakhir sungai yang indah menjadi berlumpur akibat limbah B3 perusahaan batu bara, ikan yang dulu banyak sekarang berkurang, dan jangankan untuk di mandi untuk cuci muka saja sudah tidak layak lagi.

Tim ekspedisi memulai turun ke hulu sungai kungkilan di mana di hulu airnya masih bersih dan mengalir serta masih terdapat biota air nya seperti, ikan, kepiting, udang, liling(bekicut). Setelah tim ekspedisi berjalan mengikuti alur sungai ke hilir sekitar 2km tim ekspedisi mulai menemukan beberapa titik pencemaran sungai(ayik) kungkilan di situ terdapat disposal sebuah perusahaan batu bara yang langsung diatas permukaan sungai kungkilan dan apa bila musim hujan tiba maka air atau lumpur dari disposal itu langsung jatuh ke sungai kungkilan. Tim masih menyusuri sungai tersebut setelah adanya disposal sungai menjadi putus-putus akibat dari lumpur yang tergenang di sungai tersebut. Dan biota air nya sudah tak nampak terlihat lagi dan warna airpun menjadi hitam bahkan kuning seperti minyak. Dan airpun sudah tidak layak lagi di manfaatkan. Setelah menyusuri sungai kungkilan kurang lebih 2jam kami tim ekspedisi menemukan bekas pemukiman(talang) warga yang telah lumayan lama di tinggalkan pemilik nya kerena didekat sana sudah ada pertambangan batu bara. Dari bangunan pondok(dangau) beberapa diantaranya masih berdiri kokoh ada juga yang telah ambruk dan di sana juga terdapat pohon kelapa yang masih berbuah.

Rusdi korlap Gerak Pemuda Peduli Ayik Kungkilan(GPPAK). Ekspedisi ini bertujuan untuk memulihkan/ melestarikan ayik kungkilan supaya bisa di manfaatkan lagi oleh warga sekitar minimal untuk mandi dan mencuci serta bisa mengembalikan biota airnya yang mana di hilir telah banyak berkurang.

“Tapi saat ini sungai tidak layak lagi di pakai, karena berlumpur dan keruh jangankan untuk mandi untuk cuci muka sudah tak sanggup lagi. produksi sungai pun sudah tidak lagi produktif ikan sudah berkurang dan rasanya pun sudah tak seenak dulu lagi,” tegasnya.

Lain hal nya dengan Reza salah satu anggota tim ekspedisi mengatakan sangat menyanyangkan sungai yang indah ini telah tercemar limbah B3 perusahaan tambang batu bara padahal dulu nenek saya berkebun di daratan sungai kungkilan ini dan untuk aktivitas mandi,mencuci,minum dan memasak nenek saya menggunakan sungai kungkilan kenang siswi SMA yang ikut ekspedisi ini.

“Kedepan kita akan terus melakukan ekspedisi ini karena setiap orang/ warga berhak atas lingkungan yang bersih,hijau dan sehat. Dan kami warga desa Muara Maung merindukan sungai kungkilan yang dulu,” pungkasnya.

(Rusdi Salim)

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

PAJAR BULAN - Selasa, 23-April-2024 - 09:10

Puskes Pajar Bulan, Gelar Re – Akreditasi 

selengkapnya..

LAHAT - Selasa, 16-April-2024 - 18:21

Polres Lahat Gelar Halal Bihalal

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater