Sebuah Catatan dari Desa Muara Maung (Part II)

Desa Muara Maung Penuh Abu dan Debu

Senin, 12-Agustus-2019, 08:06


Muara Maung – Beberapa waktu yang lalu saya telah ceritakan sekilas tentang Desa Muara Maung, kondisi lingkungan sebelum masuknya tambang batu bara dan PLTU batu bara, begitupun sebaliknya. Saya ingin menceritakan kepada semua orang bahwa desa kami sedang tidak baik-baik saja akibat dampak dari PLTU batu bara.

Sebuah Catatan dari Desa Muara Maung

PLTU batu bara Keban agung yang berkapasitas 2×135 MW berdiri di desa ring I yaitu Kebur, Telatang, dan Muara Maung. Jarak antara PLTU Keban Agung dengan desa Muara Maung sangat dekat, hanya berbatasan dengan sungai “ayik” Lematang kurang dari 1 km. Desa Muara Maung dengan penduduk sebanyak -+ 1200 jiwa yang terdiri dari 3 dusun (kampung). Sungai ini sudah tercemar oleh sampah dan limbah B3, padahal warga sejak dulu menggantungkan hidupnya di sungai ini. Mulai dari mencari ikan, mencari batu, mandi, mencuci dan lainnya. Ditambah lagi, kondisi cuaca saat ini sekitar 33-34 derajat celcius membuat sumur warga mengering sehingga hampir seluruh warga terpaksa menggunakan sungai yang sudah tercemar tersebut termasuk saya.

Saat ini, setiap sore hari cerobong PLTU batubara Keban Agung mengeluarkan kepulan asap putih terkadang juga hitam kalau versi warga, namun faktanya itu bukan asap melainkan abu hasil pembakaran batu bara atau lebih dikenal dengan Fly Ash yang berukuran sangat kecil sampai tidak terlihat oleh mata. Juga mengeluarkan gas beracun seperti SOx dan NOx.

Fly Ash merupakan material yang memiliki ukuran butiran yang halus, berwarna keabu-abuan dan diperoleh dari hasil pembakaran batubara. Pada intinya Fly Ash mengandung unsur kimia antara lain silika (SiO2), alumina (Al2O3), fero oksida (Fe2O3) dan kalsium oksida (CaO), juga mengandung unsur tambahan lain yaitu magnesium oksida (MgO), titanium oksida (TiO2), alkalin (Na2O dan K2O), sulfur trioksida (SO3), pospor oksida (P2O5) dan carbon.

Selain itu fly ash juga mengandung partikel berbahaya yang sangat halus seperti : arsenik, merkuri, timbal, PM10 dan PM2.5. Partikel ini bisa terbang sejauh puluhan kilometer serta mudah terhirup dan masuk ke dalam tubuh. Kemudian mengendap di pembuluh darah manusia yang bisa menyebabkan sakit stroke (penurunan IQ, penurunan fungsi syaraf), Serangan jantung (fluktuasi detak jantung, sakit jantung), kanker paru-paru, asma hingga kematian. Maka dari itu flay ash termasuk dalam kategori limbah B3( bahan, berbahaya, beracun).

Itulah mengapa desa kami sedang tidak baik-baik saja, udara yang kami hirup sudah tidak bersih lagi, sungai yang idah sudah tercemar, sawah yang luas sudah hilang, kebun yang hijau sudah jadi hitam, hutan yang rimbun sudah gundul sampai pohon duren pun sudah jarang berbuah di saat musim nya tiba.

Dari sisi kesehatan, hampir semua warga mengalami ISPA, apalagi kaum rentan seperti balita, anak-anak dan lansia. Kami tidak mau udara yang kami hirup dirampas oleh mereka perusak lingkungan #bersihkanindonesia

Bersambung

(Rusdi_salim) 11 Agustus 2019

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

PAJAR BULAN - Selasa, 23-April-2024 - 09:10

Puskes Pajar Bulan, Gelar Re – Akreditasi 

selengkapnya..

LAHAT - Selasa, 16-April-2024 - 18:21

Polres Lahat Gelar Halal Bihalal

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater