TAHUN PELAJARAN BARU, PENJAHIT REPOT LAYANI PESANAN

Selasa, 9-Juli-2019, 15:35


KOTA AGUNG – Persiapan tahun pelajaran baru tentu membuat banyak orang tua sibuk dengan aneka kebutuhan sekolah anak mereka. Salah satunya adalah seragam, karena pada saat mulai sekolah anak – anak sudah memakainya.

Untuk memenuhi hal ini, beberapa cara dilakukan orang tua, diantaranya dengan jalan membeli pakaian jadi yang banyak dijual pedagang atau belanja ke toko penyedia seragam. Atau tak sedikit yang memesan dengan penjahit langganan mereka.

Menilik situasi ini, Lahatonline.com mencoba untuk mencari infomasi terkait dengan persiapan seragam sekolah tersebut. Beberapa penjahit di kawasan Kota Agung mengakui sejak 3 bulan terakhir orderan pakai seragam sekolah memang mulai ramai.

Paling cepat memesan adalah orang tua yang masuk tahun pelajaran pertama. Mulai dari TK/Paudini hingga SMA, hal ini beralasan sebab ketika masuk sekolah nanti ini menjadi perangkat wajib untuk anak usia sekolah.

Yang paling banyak dipesan adalah seragam SMP dan SMA, mengingat usia ini anak – anak tak lagi mau dibelikan seragam jadi oleh orang tuanya.

Pasaran harga per stelnya dibandrol pada kisaran Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu tergantung ukuran dan kualitas bahan yang dipesan. Seperti diungkapkan Sutan Bagindo, penjahit dikawasan Kalangan Lama Kota Agung, saat ini dia masih harus menuntaskan sejumlah pesanan pelanggannya.

“Karena tak enak dengan mereka (pelanggan), jauh – jauh hari telah order dengan kita. Jadi kita haruskan mereka dahulu, walau buat menuntaskan banyaknya pesanan kita juga harus mengambil jasa kawan pejahit lain,” ungkap Sutan, Selasa (9/7).

Dominan jahitan yang diterima seragam harian dan pramuka. Kalau untuk seragam olahraga biasanya dikoordinir koperasi sekolah.

Saat ditanya apakah tahun ini pihaknya menerima kerjasama dengan komite sekolah? Sutan mengatakan,  masih ada juga, saat ini pihaknya masih menyisahkan beberapa potong baju seragam lagi.

“Modelnya kerjasama kita dengan pihak adalah komite menyiapkam model standarnya sekolah seperti apa? Di kita tinggal ukur dan pilih jenis kainnya apa! Harga tentu menyesuaikan. Nanti pas mau masuk mereka (pemesan) tinggal ambil saja,” katanya.

Ketika ditanya apakah pesanan itu dipaksakan, Sutan menjawab tidak, pihak sekolah bersama komite menyiapakan model saja biar seragam. Urusan harga kita yang tentukan jasa dan kainnya.

“Sekarang tidak boleh sekolah mengkoordinir seragam kang, artinya orang tua bebas menentukan pejahit mana yang akan dipilih,” katanya lagi.

Hal ini dibenarkan oleh salah satu orang tua yang enggan disebutkam namanya, menurutnya dia hanya menurut apa yang disepakati saja. Kalau mau dikolektifkan ya mereka ikut, kalau kondisinya seperti mereka harus jahit sendiri yang mereka siap.

“Karena seragam merupakan hal wajib, sebagi orang tua ya kita harus siapkan. Tinggal berhitung masalah biaya dan harga,” sampainya.

Dari pantauan pewarta, kondisi ramai memang masih tampak dikios penjahit yang ada. Bahkan tak jarang mereka harus melembur agar target yang dijanjikan dapat terpenuhi.(*)

Rep : Indi | Red : Indi

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN

LAHAT - Rabu, 27-Maret-2024 - 17:54

Guru Penggerak Terus Bertambah 

selengkapnya..

PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater