Balai Arkeologi Sumsel Telusuri Jejak Naskah Ulu Pasemah

Rabu, 15-Mei-2019, 19:59


Lahat – Sejak tanggal 27 April lalu, Balai Arkeologi (Balar) Sumatera Selatan menelusuri jejak Naskah Ulu daerah Pasemah. Yang meliputi Kabupaten/Kota Lahat, Empat Lawang, Pagar Alam, dan Muara Enim.

Dengan mengangkat judul ‘Tradisi Islam Dalam Prasasti dan Naskah Ulu Budaya Pasemah’ kini sudah 3 hari tim Balar Sumsel menjelajahi Kabupaten Lahat.

Wahyu Rizky Andhifani selaku Epigraf Balai Arkeologi Sumsel menceritakan kepada Lahat Online, “jadi kita mencari naskah dan prasasti yang beraksara ulu atau uluan yang ada di masyarakat. Intinya itu hubungannya dengan Islam seperti apa, pengaruhnya seberapa besar? Pengaruh Islam di dalam naskah ulu sendiri tentang ajaran dan lainnya,”. Rabu (15/05/2019).

Menurut pria yang biasa disapa Wahyu ini, untuk di Kabupaten Lahat sendiri, daerah yang dominan untuk naskah ulu seperti Jarai, Pajar Bulan, dan sekitarnya akan tetapi sudah tidak ada lagi. Namun, tim Balar Sumsel masih mendapati di Desa Tanjung Raman, Kecamatan Kota Agung. Sementara yang masih banyak adalah di Pagar Alam dan Kabupaten Muara Enim.

“Untuk saat ini kita masih tahap analisis. Menganalisa dulu isinya. Baca dulu, terjemahkan ke Bahasa Indonesia, ditafsir seperti apa isinya, dan keterkaitan dengan Islam juga,” jawab Wahyu ketika ditanya perihal kesimpulan penelitian mereka.

Sementara itu Mario Andramartik selaku penggiat budaya dan pariwisata di Kabupaten Lahat berharap ke depan Surat Ulu atau Huruf Kaganga dapat menjadi pelajaran Muatan Lokal di sekolah, khususnya wilayah Pasemah.

“Jadi kita mengumpulkan naskah Surat Ulu atau Huruf Kaganga yang ada di Pasemah. Intinya dari naskah yang sudah terkumpul, Balai Arkeologi ingin mensosialisasikan kepada 4 kabupaten/kota yang meliputi Lahat, 4 Lawang, Pagar Alam, dan Muara Enim. Saya berharap Surat Ulu atau Kaganga dapat menjadi muatan lokal. Jadi dipelajari di setiap sekolah minimal di 4 kabupaten/kota ini. Karena kenapa? Sekarang ini banyak aksara-aksara yang sudah hilang,” ungkap Mario.

Menurut Mario Andramartik, Aksara Ulu harus tetap lestari. Sebab di Sumatera sendiri hanya ada 2. Yakni, Aksara Batak dan Aksara Ulu. Hal ini mestinya menjadikan bangga.

(Aan LO)

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT
TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

PAJAR BULAN - Selasa, 23-April-2024 - 09:10

Puskes Pajar Bulan, Gelar Re – Akreditasi 

selengkapnya..

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater