MELON 3KG DIATAS HET SEGERA CABUT SKU

Senin, 1-Oktober-2018, 19:24


LAHAT – Kelangkaan gas elpiji di Lahat membuat Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Lahat Raya gerah dan memberikan peringatan keras kepada para pengusaha pangkalan supaya tidak menjual gas elpiji 3 kg (bersubsidi), melebihi HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditetapkan pemerintah Rp 16.500. Jika ada pangkalan yang melanggar ketentuan tersebut, Surat Keterangan Usaha (SKU) pangkalannya akan direkomendasikan dicabut dan agar tidak akan diberi pasokan barang dari Pertamina.

“Sanksi peringatan hanya sampai 2 kali saja dari Pertamina. Jika sampai 2 kali peringatan tetap saja melanggar, SKU-nya akan langsung dicabut. Risikonya pangkalan tersebut tidak akan mendapatkan lagi distribusi dari Pertamina,” ujar Sanderson Syafe’i. ST. SH.

Menurut Sanderson, ketegasan itu, karena cukup banyak pangkalan yang menjual elpiji 3 kg di atas HET Rp 16.500 per tabung. Bahkan dirinya sempat menyaksikan langsung, ada pangkalan yang terang-terangan menjual Rp 18.000 di tempatnya. “Padahal, di plang pangkalan jelas-jelas terpampang HET-nya Rp 16.500 per tabung,” katanya.

Mereka berdalih, menaikan harga dari HET, di antaranya untuk mengganti ongkos transport karena barangnya langsung dikirim ke warung eceran. Padahal, warung tersebut binaan mereka. Sudah menjadi aturan dan kewajiban pangkalan, barangnya harus diantar langsung ke warung binaannya, tanpa memungut lagi ongkos transport.

“Pangkalan juga kan binaan agen. Agen pun mengantar barangnya sampai ke tempat pangkalan. Jadi, tidak ada alasan, elpiji 3 kg bersubsidi harus dijual sesuai HET Rp 16.500. Apalagi dengan HET sebesar itu, pangkalan sudah mengantongi keuntungan,” ucap Sanderson.

Sanderson menyebutkan, akibat harga elpiji di pangkalan dijual di atas HET, dampaknya harga di warung eceran pun meroket hingga memberatkan masyarakat tidak mampu. Harga eceran di warung rata-rata lebih dari Rp 23.000 per tabung. Ada yang Rp 25.000, bahkan sempat di wilayah Desa harganya menembus Rp 30.000 per tabung.

Tindakan tersebut, jelas melanggar aturan. “Kalau dihitung, selisih dari HET sampai harga di tangan konsumen begitu besar, sehingga memberatkan warga miskin yang menjadi sasaran subsidi. Saya sudah meminta kepada Pertamina, jika ada pangkalan yang melanggar HET, segera cabut SKU-nya,” ujar Sanderson.

Iwan (40) menunggu calon pembeli gas elpiji kemasan 3 kg di warung miliknya di Desa Datar Serdang, Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten, Senin (01/10/2018), menyatakan menjual elpiji dengan harga kisaran 23 -25 ribu karena dari agen juga tinggi.

“Si pengecer bisa kena sanksi pidana, itu yang orang tidak tahu. Jangan salahkan YLKI Lahat kalau kita pidanakan. Ini barang subsidi negara, mereka ada kerja sama dengan Polri untuk pengawasannya,” tegas Sanderson.

(Mirhan)

donasi relawan lahatonline.com
Bagikan ke :
Share on Facebook Share on Google+ Tweet about this on Twitter Email this to someone Share on Whatsapp

BERITA TERKINI

LAHAT DALAM POTRET

LAHAT
MERAPI TIMUR - MERAPI BARAT - MERAPI SELATAN
PULAU PINANG - GUMAY ULU - GUMAY TALANG - LAHAT SELATAN
KOTA AGUNG - MULAK ULU - MULAK SEBINGKAI - PAGAR GUNUNG - TANJUNG TEBAT

LAHAT - Rabu, 27-Maret-2024 - 17:54

Guru Penggerak Terus Bertambah 

selengkapnya..

TANJUNG SAKTI PUMU - TANJUNG SAKTI PUMI

Nak Keruan Gale

Seni Budaya

Wisata

Almamater