LahatOnline » ANDRA JUARSAH : TAGAR 2019 GANTI PRESIDEN SAH-SAH SAJA

PROFIL KECAMATAN & DESA

KABUPATEN LAHAT

KEC. GUMAY TALANG KEC. GUMAY ULU KEC. JARAI KEC. KIKIM BARAT KEC. KIKIM SELATAN KEC. KIKIM TENGAH KEC. KIKIM TIMUR KEC. KOTA AGUNG KEC. LAHAT KEC. LAHAT SELATAN KEC. MERAPI BARAT KEC. MERAPI SELATAN KEC. MERAPI TIMUR KEC. MUARA PAYANG KEC. MULAK SEBINGKAI KEC. MULAK ULU KEC. PAGAR GUNUNG KEC. PAJAR BULAN KEC. PSEKSU KEC. PULAU PINANG KEC. SUKA MERINDU KEC. TANJUNG TEBAT TASTI PUMI TASTI PUMU

Download Aplikasi

VIDEO

ANDRA JUARSAH : TAGAR 2019 GANTI PRESIDEN SAH-SAH SAJA

Minggu, 6-Mei-2018, 22:21

Post Views: 4,844

LAHAT – Anggota Komisioner Panitia Pengawas Pemilihan Umum (Panwaslu), Andra Juarsyah, S.Pd, menilai gerakan tanda pagar (tagar) #2019GantiPresiden tidak termasuk kampanye negatif atau black campaign,(6/5).

Menurut Andra ketika dijumpai di kediamanannya mengatakan, gerakan itu merupakan bagian dari kebebasan berekspresi warga, baik pro maupun kontra asalkan tidak menyerang Presiden secara langsung. Namun, dia mengharapkan agar tidak menyerang pribadi calon presiden. Serta menggunakan cara-cara konstitusional untuk melakukan pergantian presiden.

“Itu sah-sah saja. Demokrasi secara logis, bukan black campaign. Kalau black campaign itu menyerang presiden secara pribadi. Kalau ganti presiden itu logis atau save presiden silakan. Itu kebebasan berekspresi, yang penting tidak menyerang nama Presiden secara langsung,” tutur Andra dengan santai.

“Pemilu 2019 salah satunya untuk mempertahankan proses pemilihan presiden. Silakan kalau mau ganti presiden, tetapi prosesnya tetap di pemilu,” tambahnya.

Diakun FB, Tweeter, dan Instagram milik masyarakat kabupaten Lahat mulai marak memosting “#2019GantiPresiden”. Inisiasi masyarakat Kota Lahat ini rata-rata murni inisiasi masyarakat tanpa politik, seperti yang disampaikan oleh Hefra Lahaldi masyarakat Kabupaten Lahat yang kami temui ketika mengenakan kaos tagar ini.

“kami mengenakan kaos ini tanpa ada unsur politik, murni dari hati kecil kami yang ingin ada perubahan di tahun 2019. Inilah apresiasi kami untuk 2019 ganti Presiden,” terang Hefra.

Di tempat yang berbeda, Rahmat yang juga mengenakan kaos tagar ini juga memberikan alasannya mengapa suka memakai kaos tersebut. Dia membandingkan dengan sejumlah gerakan partai politik atau organisasi massa pendukung Presiden Joko Widodo.

“Kaos ‘dia sibuk kerja’ gak dilarang, tagar dua periode juga gak papa, kami berharap tagar 2019 ganti presiden juga diperbolehkan, apalagi Panwaslu sudah melegalkan,” harap Rahmat.

Ke depannya menurut Rahmat, gerakan tagar #2019GP akan dihimpunnya untuk menyatukan aspirasi masyarakat yang seide dengannya. Untuk menyatukan suara dan melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti membersihan lingkungan umum beramai-ramai, donasi untuk kaum faqir, dan bagi-bagi buka puasa di bulan Ramadhan nanti.

(Aan LO)